Tanya:
Saya laki-laki berusia 29 tahun, telah
menikah dan belum memiliki anak. Saat ini saya bekerja dengan
penghasilan sekitar 8 juta/bulan, untuk biaya rutin keluarga tiap bulan
sekitar 4-5 juta (termasuk bayar kartu kredit sekitar Rp200 ribu/bulan),
lalu ada premi asuransi Rp1,1 juta/bulan, sisanya untuk belanja
keperluan sekunder. Sampai saat ini saya belum punya tabungan karena
tiap bulan gaji selalu habis. Kami berencana untuk memiliki anak tahun
depan.
Pertanyaan saya apakah kondisi keuangan saya sehat dan
sudah baik? Jika belum, apa yang harus saya perbaiki mengingat tahun
depan ada rencana untuk memiliki anak?
Ricky, Tangerang
Jawab:
Dear Ricky, Untuk mendeteksi sehat tidaknya kondisi keuangan seseorang, kita bisa menggunakan 3 indikator rasio, yaitu:
1. Rasio likuiditas.
Rasio
ini mengukur seberapa lama kita mampu bertahan hidup dengan gaya hidup
seperti sekarang, seandainya kita kehilangan penghasilan. Rasio ini
diperoleh dari hasil bagi antara total aset lancar (seperti tabungan,
deposito, saham, logam mulia, dll) terhadap biaya hidup bulanan. Untuk
pasangan yang belum memiliki anak seperti Ricky, idealnya aset lancar
yang dimiliki saat ini dapat memenuhi minimum 6x pengeluaran bulanan.
2. Debt Service Ratio.
Rasio
ini mengukur berapa banyak gaji bulanan yang digunakan untuk membayar
seluruh cicilan bulanan. Angka ini diperoleh dari hasil bagi antara
cicilan bulanan terhadap gaji bulanan. Idealnya, kita menggunakan gaji
bulanan untuk membayar cicilan bulanan tidak lebih dari maksimal 30%.
Semakin besar porsi cicilan bulanan kita, maka hal itu dapat memperkecil
kesempatan kita untuk menabung.
3. Saving Ratio.
Rasio
ini mengukur berapa banyak kita mampu menyisihkan gaji bulanan untuk
menabung atau investasi. Idealnya, minimum 10% dari gaji bulanan bisa
kita investasikan secara rutin.
Saya tidak dapat menghitung
ketiga indikator rasio tersebut untuk Ricky karena keterbatasan
informasi yang disampaikan. Namun, Ricky bisa menggunakan fasilitas
Quick Financial Check-up gratis yang terdapat di website QM Financial (www.qmfinancial.com) untuk dapat mengetahui sehat tidaknya kondisi keuangan saat ini.
Dalam
mengelola keuangan, bukan besaran gaji yang penting. Namun, berapa
banyak dari gaji tersebut dapat kita alokasikan untuk menabung. Hal ini
terkait dengan kemampuan kita mengelola cashflow bulanan. Sebenarnya,
tidak ada peraturan baku dalam mengelola cashflow bulanan, namun berikut
ini dapat Ricky jadikan panduan berapa banyak pos-pos pengeluaran
bulanan dapat dialokasikan dari gaji bulanan:
Pos cicilan utang: maksimal 30%
Pos pengeluaran rumah tangga: 40-60%
Pos pengeluaran pribadi: 20%
Pos menabung: minimal 10%
Dengan
panduan sederhana di atas, Ricky dapat mencoba membuat anggaran
pengeluaran bulanan dan coba terapkan. Untuk membantu komitmen kita
terhadap budget yang sudah dibuat, disarankan agar Ricky mencoba membuat
catatan atas pengeluaran yang sudah dibuat. Dengan demikian, kita bisa
tahu pola pengeluaran kita sebenarnya. Jika 3 bulan terlalu lama,
cobalah melakukannya sebulan penuh. Ricky bisa mengunduh form pencatatan
pengeluaran bulanan ini secara gratis di www.qmfinancial.com.
Umumnya
orang sulit menabung karena cicilan utang yang melebihi kemampuan atau
karena gaya hidup yang tinggi. Jika rasio cicilan utang Ricky masih
dalam angka yang wajar namun Ricky masih kesulitan menabung alias
pas-pasan setiap bulan, maka Ricky perlu memperhatikan pola pengeluaran
bulanan.
Di mana letak kebocorannya? Biasanya pos pengeluaran
pribadi sering menjadi biang keroknya. Jangan sampai kita menikmati
gaya hidup yang belum sepantasnya kita nikmati.
Semoga bermanfaat!
Eka / QM Planner
www.QMFinancial.com
Sumber: http://id.she.yahoo.com/sudah-sehatkah-keuangan-saya-050218541.html
No comments:
Post a Comment